Subscribe:

Wednesday, 17 April 2013

iri

hujan sore tadi deras. sederas nafasmu kala tidur.
kadang aku suka melihatmu pulas, walaupun lebih banyak tak sukanya.
bukan berarti aku tidak ingin kamu beristirahat sayang, hanya saja aku ingin kau membuka matamu untuk melihat wajahku yang tengah meradang rindu.

akhirnya kubiarkan saja kau melayang di angkasa bersama camar, atau membiarkanmu menyelam di palung terdalam. walaupun aku sudah bosan setengah mati di dalam kamarmu yang pengap.

kemudian kunyalakan komputermu dan ku buka akun facebookku. sepertinya pada saat ini memang itulah yang selalu dilakukan oleh semua orang kalau sedang bosan. facebook, twitter, dan jejaring sosial lain sudah merebut posisi kawan sejati bagi setiap manusia yang tak mau dibilang kuno. aku termasuk ke dalam golongan manusia itu kurasa..

ketika timeline facebookku terbuka, tak sengaja terlihat sebuah nama seorang gadis yang baru-baru ini kukenal sebagai wanita idaman lain priaku. dia menge-share-kan blognya dan aku yang selalu ingin tahu ini tentu saja membacanya. "mumpung kamu masih tidur" pikirku.

aku membaca semua kalimat-kalimatnya, dan kuresapi kata per kata. begitu kesakitan kah kamu gadis?
tiba-tiba saja aku merasa sangat iri kepadanya. meski cintanya yang tulus dikhianati, dia tahu bagaimana harus memposisikan diri. dia tahu bahwa ada aku di hati prianya. dia tidak pernah khawatir. walaupun aku tidak tahu pasti dengan apa yang diharapkannya. tapi perasaannya sudah pasti, tak lagi digantung, tak lagi terombang-ambing.

gadis itu bebas sekarang. bebas memilih untuk tetap mencintaimu, atau mencari cinta yang lebih baik. tak terikat oleh harapan yang selama ini kau umbar kepadanya. aku benar-benar menyesal tentang kamu sudah menghancurkan hatinya.

aku? aku bersamamu sekarang. kamu yang memintaku untuk kembali kesisimu. bisa menerimamu walau sering tersakiti adalah sebuah kebahagiaan.tapi tetap saja aku selalu khawatir kalau kamu masih memikirkan gadis itu, atau gadis lain. karena ini bukan yang pertama kalinya. aku yang terombang-ambing sekarang. karna keraguanku. sungguh, percayaku tak lagi tersisa untukmu. aku tak bisa lagi meyakinkan diriku bahwa akulah satu-satunya yang kamu miliki.

mungkin saja aku terlalu takut kehilangan untuk yang kesekian kali.




0 comments:

Post a Comment