Subscribe:

Saturday 17 September 2016

Kecuekan Menteri Nyentrik

Susi Pudjiastuti baru saja merebahkan diri untuk dipijat ketika mendengar suara sirine meraung-raung. Suaranya panjang dan berulang. Di New York City, sirine panjang itu biasanya pertanda jika ada pertemuan dengan tamu negara-negara di PBB.

Wahyu Muryadi, wartawan Tempo yang ikut Susi melawat ke New York menceritakan saat itu hari Sabtu, 17 September 2016 pukul 20.30 waktu setempat. Rombongan Susi baru tiba di Hotel Andaz, Manhattan, dari Washington DC untuk menerima penghargaan sebagai Pemimpin Penjaga Planet Bumi dari World Wildlife Fund. Menteri Kelautan dan Perikanan itu ditemani anaknya, Nadine Kasier, asisten pribadi Susi, Kepala Humas KKP Lili Pergiwati, dan dua orang wartawan. 


Awalnya Susi biasa saja saat mendengar suara sirine. Ia memerintahkan rombongannya untuk makan malam sementara dia ingin dipijat dulu. Namun, sirine itu tak berhenti hingga beberapa lama. Wahyu curiga itu bukan hanya sekadar ada tamu PBB yang sedang lewat.. "Ada apa ya kok bisingnya nggak habis-habis?" ujar dia, Ahad, 18 September 2016.


Tak lama telepon Susi berdering. Sahabat Susi yang ada di Jakarta menelepon. Wahyu yang tengah menyantap salad dan steak, mengangkat telepon itu. "Ada di mana? hati-hati ada bom di Manhattan," kata Wahyu menirukan si penelepon.


Susi kaget mendengar kabar adanya bom di Manhattan. Saat itu posisinya sudah tengkurap dengan ditutup handuk. Siap diurut. "Waduh bom apalagi? Astaga. Coba cek TV lihat CNN," ujar dia memerintahkan untuk menyalakan televisi.


Saat menonton televisi itulah akhirnya Wahyu tahu ledakan terjadi di persimpangan West 23rd Street dan 6th Avenue. Jaraknya hanya dua kilometer dari hotel mereka menginap. Ada 29 orang yang menjadi korban luka. Namun, belum ada yang tahu apa penyebab ledakan. "Waduh tak jauh dari hotel kita. Alhamdulillah," ujar Susi.


Wahyu sontak berhenti makan. Ia bersiap meluncur ke tempat kejadian perkara. Namun, Susi mencegahnya. "Sampeyan kalau mau meliput habiskan dulu makannya," ujar dia.


Akhirnya Wahyu makan lagi dengan buru-buru. Sebentar kemudian ia ngebut lari ke lokasi kejadian. Meninggalkan Susi yang masih tengkurap sambil matanya memonitor layar TV.