Subscribe:

Friday 24 March 2017

Geger Sidang E-KTP

Miryam S. Haryani membuat geger seluruh kota. Dalam sidang korupsi pengadaan proyek e-KTP yang digelar Kamis, 23 Maret 2017, bekas anggota Komisi II DPR itu mengaku diancam dan ditekan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Merasa stres, dia mengaku membuat keterangan palsu demi menyenangkan penyidik.

Waktu pemeriksaan itu, Miryam berucap pernah diminta bantu untuk membagikan duit suap. Politikus Hanura itu juga menyebut semua nama yang mendapat aliran dana lengkap dengan nominalnya. Ceritanya sistematis, runut, dan detail. Hakim tak percaya bahwa keterangan itu rekayasa. Namun Miryam malah menangis sesenggukan meminta seluruh keterangannya dicabut.

Miryam adalah satu dari 294 saksi yang pernah diperiksa KPK. Tak semua saksi mau bercerita secara detil megakorupsi yang membuat negara rugi Rp 2,3 triliun itu. Tapi Miryam membocorkan semua dalam dokumen pemeriksaannya.

Sidang siang itu pun buyar. Hakim tak tahu harus bertanya apa karena Miryam mengingkari seluruh materi pemeriksaan. Pun demikian dengan kuasa hukum terdakwa. Mereka merasa dirugikan karena Miryam mencabut kesaksian. Jaksa lalu meminta majelis mengizinkan mereka memanggil penyidik untuk dikonfrontir dengan Miryam. Sayangnya, penyidik yang memeriksa Miryam tak ada di tempat saat itu.

Muncul spekulasi bahwa Miryam terpaksa mencabut seluruh keterangannya karena ditekan koleganya di DPR. Sebab nyaris seluruh anggota Komisi II DPR disebut menerima uang bancakan e-KTP. Selain itu, nama besar seperti Setya Novanto juga disebut sebagai dalang. Miryam telah diintervensi. Hanya itu satu-satunya pendapat logis yang bisa diterima saat ini.

Miryam agaknya sudah memperhitungkan resikonya. Jujur atau bohong, penjara sudah menunggu. Hanya saja, jika ia jujur, hukumannya akan ringan. Tapi barangkali ada ancaman yang lebih besar meski ia dihukum setahun dua tahun penjara. Siapa yang tahu keluarganya juga diancam?

Miryam lalu memilih memberi keterangan palsu. Tak apa ia dihukum tujuh tahun penjara karena berbohong. Asal keluarganya selamat. Siapa yang tahu?

Jaksa tak mau berandai-andai siapa yang menekan Miryam. Tapi siapapun dia, agaknya KPK perlu lebih melindungi para saksinya dari intervensi. Sebab sekecil apapun keterangan mereka, akan berguna untuk menyusun mozaik rasuah proyek sejuta umat ini.