Dini hari itu kamu membangunkan aku lewat telepon seperti
biasa. Belum terdengar adzan subuh ketika aku bangun. Suaramu serak, tidak
seperti biasanya. Aku yang masih setengah sadar tidak bisa mencerna
kata-katamu. Aku hanya mendengar kamu mengatakan bahwa kamu sakit tenggorokan dan
harus pulang nanti jam 5 pagi. Kamu memintaku untuk mengantarkanmu ke terminal
karena sepertinya aku melarangmu mengendarai sepeda motor seorang diri. Saat
itu aku berpikir, mungkin kamu hanya ingin menggodaku dan permintaan untuk
mengantarmu ke terminal hanyalah sebuah alasan agar kamu bisa bertemu denganku.
Itu hal yang biasa kamu lakukan kalau kamu sedang menderita rindu yang parah
kepadaku. Dan kamu belum pernah ngotot ingin pulang sepagi itu sebelumnya. Aku
berharap kamu tidak benar-benar pulang. Lalu aku tertidur kembali setelah kamu
menutup telepon.
Jam 5.00 kamu meneleponku lagi, kamu bilang bahwa kamu sudah
siap dan memintaku untuk mengantarmu saat itu. Aku izin solat subuh terlebih
dahulu. 15 menit kemudian kamu sampai di depan kosanku. Akhirnya aku bertemu
denganmu. Harapanku agar kamu tidak pulang luntur seketika melihatmu. Kamu pucat,
badanmu panas. Ternyata kamu memang benar-benar sakit.
Tiba-tiba aku sungguh merasa bersalah kepadamu. Semalam aku
curhat dengan sahabatmu. Aku bercerita tentang kegalaunku akhir-akhir ini. Tentang
kejadian kemarin sore yang masih membekas, tentang aku yang merasa bahwa
kembali kepadamu adalah suatu kesalahan, tentang kepercayaan, dan semua tentang
kamu. Aku ceritakan semua walaupun tidak detail. Aku memang sedang marah padamu
malam itu. Masalahnya sepele, hanya karena kamu seharian tidak menghubungi aku.
Dan ketika aku meminta bertemu, kamu malah sedang bersama dengan temanmu. Kamu
mengatakan ada masalah kerjaan. Tapi aku tidak percaya. Aku menuduhmu
macam-macam. Apalagi SMS terakhirku tidak kamu balas. Bertambahlah curigaku
yang sudah mengakar.
Aku mengantarmu sampai ke Terminal Arjasa. Di jalan kamu tak
banyak bicara. Mungkin itu karena tenggorokanmu yang sedang sakit. Aku pun juga
tak banyak berkata. Dari belakang aku memelukmu dalam diam. Di tengah
perjalanan, bapakmu menelepon. Aku mengangkatnya dan memberitahunya bahwa kamu
sudah dalam perjalanan menuju rumah. Satu lagi bukti yang membuatku lebih
percaya bahwa kamu sedang sakit dan harus pulang saat itu juga. Aku semakin
merasa bersalah.
Sampai di terminal kamu menyerahkankan helm, kontak sepeda
motor, serta kunci kamar kosmu kepadaku. Hari sebelumnya aku mengatakan ingin
meminjam kamera DSLRmu untuk keperluan PJTD lapang ALPHA tanggal 3-5 Mei. Kamu
menyuruhku untuk mengambilnya sendiri dalam kamar kosmu. Aku hanya menatapmu
dan meng-iya-kan saja. Raut wajahmu yang pucat membuatku kawatir. Aku ingin
mengantarmu sampai ke rumah dan memastikan kamu pulang dengan selamat. Tapi kamu
tau aku tak bisa. Hari ini aku ada kuliah mulai jam 07.00 WIB hingga 10.40 WIB.
Setelah kamu serahkan harta-hartamu, kamu menyuruhku untuk pulang. Tapi aku
tidak beranjak. Aku menggamit tanganmu dan menciumnya.”Hati-hati ya..” pintaku
padamu. Kamu menatapku dan tersenyum. Ah... senyum itu. Aku lumpuh dan tak berkeinginan untuk melihat yang lain. Duniaku jungkir balik. Kata-kata yang sudah kusiapkan lari entah kemana. Aku hanya ingin berlama-lama memandangmu. Kemudian kamu berjalan menuju bus yang sudah terparkir. Aku belum
beranjak. Kamu menoleh ke arahku sebentar, lalu kembali berjalan memunggungiku.
Aku belum pergi. Tak kupedulikan supir angkot yang menatapku
sedari tadi. Aku hanya memandangmu dari jauh. Amarah yang siap meledak tadi malam sudah
hilang. Serapah yang tersimpan di bawah lidahku tak mampu keluar. Tak sepatah
kata pun terucap kecuali permintaan agar kamu berhati-hati. Tatapan teduhmu
yang mengusirnya. Kini dadaku dipenuhi rasa khawatir yang banyak terhadapmu.
Kuraih setir sepeda motormu, aku beranjak pergi. Di perjalanan, aku mendoakanmu
dalam diam.
Get well soon,
for A, from M, with love
adegan cium tangannya itu loh yang nggak nguati :D
ReplyDeleteahahahah
ReplyDeletejadi malu aku
gak dicium beneran kok ituuu
hiaaaah...kok gak beneran???jadi ilang nih adegan manisnya.haha
ReplyDeletecuma di salamin, trus tangannya nempel di pipi.. gak dicium kok :)
ReplyDelete