Subscribe:

Thursday, 2 May 2013

Tatapanmu Mengalihkan Duniaku



Dini hari itu kamu membangunkan aku lewat telepon seperti biasa. Belum terdengar adzan subuh ketika aku bangun. Suaramu serak, tidak seperti biasanya. Aku yang masih setengah sadar tidak bisa mencerna kata-katamu. Aku hanya mendengar kamu mengatakan bahwa kamu sakit tenggorokan dan harus pulang nanti jam 5 pagi. Kamu memintaku untuk mengantarkanmu ke terminal karena sepertinya aku melarangmu mengendarai sepeda motor seorang diri. Saat itu aku berpikir, mungkin kamu hanya ingin menggodaku dan permintaan untuk mengantarmu ke terminal hanyalah sebuah alasan agar kamu bisa bertemu denganku. Itu hal yang biasa kamu lakukan kalau kamu sedang menderita rindu yang parah kepadaku. Dan kamu belum pernah ngotot ingin pulang sepagi itu sebelumnya. Aku berharap kamu tidak benar-benar pulang. Lalu aku tertidur kembali setelah kamu menutup telepon.

Jam 5.00 kamu meneleponku lagi, kamu bilang bahwa kamu sudah siap dan memintaku untuk mengantarmu saat itu. Aku izin solat subuh terlebih dahulu. 15 menit kemudian kamu sampai di depan kosanku. Akhirnya aku bertemu denganmu. Harapanku agar kamu tidak pulang luntur seketika melihatmu. Kamu pucat, badanmu panas. Ternyata kamu memang benar-benar sakit.

Tiba-tiba aku sungguh merasa bersalah kepadamu. Semalam aku curhat dengan sahabatmu. Aku bercerita tentang kegalaunku akhir-akhir ini. Tentang kejadian kemarin sore yang masih membekas, tentang aku yang merasa bahwa kembali kepadamu adalah suatu kesalahan, tentang kepercayaan, dan semua tentang kamu. Aku ceritakan semua walaupun tidak detail. Aku memang sedang marah padamu malam itu. Masalahnya sepele, hanya karena kamu seharian tidak menghubungi aku. Dan ketika aku meminta bertemu, kamu malah sedang bersama dengan temanmu. Kamu mengatakan ada masalah kerjaan. Tapi aku tidak percaya. Aku menuduhmu macam-macam. Apalagi SMS terakhirku tidak kamu balas. Bertambahlah curigaku yang sudah mengakar.

Aku mengantarmu sampai ke Terminal Arjasa. Di jalan kamu tak banyak bicara. Mungkin itu karena tenggorokanmu yang sedang sakit. Aku pun juga tak banyak berkata. Dari belakang aku memelukmu dalam diam. Di tengah perjalanan, bapakmu menelepon. Aku mengangkatnya dan memberitahunya bahwa kamu sudah dalam perjalanan menuju rumah. Satu lagi bukti yang membuatku lebih percaya bahwa kamu sedang sakit dan harus pulang saat itu juga. Aku semakin merasa bersalah.

Sampai di terminal kamu menyerahkankan helm, kontak sepeda motor, serta kunci kamar kosmu kepadaku. Hari sebelumnya aku mengatakan ingin meminjam kamera DSLRmu untuk keperluan PJTD lapang ALPHA tanggal 3-5 Mei. Kamu menyuruhku untuk mengambilnya sendiri dalam kamar kosmu. Aku hanya menatapmu dan meng-iya-kan saja. Raut wajahmu yang pucat membuatku kawatir. Aku ingin mengantarmu sampai ke rumah dan memastikan kamu pulang dengan selamat. Tapi kamu tau aku tak bisa. Hari ini aku ada kuliah mulai jam 07.00 WIB hingga 10.40 WIB. Setelah kamu serahkan harta-hartamu, kamu menyuruhku untuk pulang. Tapi aku tidak beranjak. Aku menggamit tanganmu dan menciumnya.”Hati-hati ya..” pintaku padamu. Kamu menatapku dan tersenyum. Ah... senyum itu. Aku lumpuh dan tak berkeinginan untuk melihat yang lain. Duniaku jungkir balik. Kata-kata yang sudah kusiapkan lari entah kemana. Aku hanya ingin berlama-lama memandangmu. Kemudian kamu berjalan menuju bus yang sudah terparkir. Aku belum beranjak. Kamu menoleh ke arahku sebentar, lalu kembali berjalan memunggungiku.

Aku belum pergi. Tak kupedulikan supir angkot yang menatapku sedari tadi. Aku hanya memandangmu dari jauh. Amarah yang siap meledak tadi malam sudah hilang. Serapah yang tersimpan di bawah lidahku tak mampu keluar. Tak sepatah kata pun terucap kecuali permintaan agar kamu berhati-hati. Tatapan teduhmu yang mengusirnya. Kini dadaku dipenuhi rasa khawatir yang banyak terhadapmu. Kuraih setir sepeda motormu, aku beranjak pergi. Di perjalanan, aku mendoakanmu dalam diam.

Get well soon, 
for A, from M, with love

4 comments:

  1. adegan cium tangannya itu loh yang nggak nguati :D

    ReplyDelete
  2. ahahahah
    jadi malu aku
    gak dicium beneran kok ituuu

    ReplyDelete
  3. hiaaaah...kok gak beneran???jadi ilang nih adegan manisnya.haha

    ReplyDelete
  4. cuma di salamin, trus tangannya nempel di pipi.. gak dicium kok :)

    ReplyDelete