“Siapakah
kamu?” barangkali memang pertanyaan yang membuat resah. Aku tidak paham
filosofi. Dan aku belum selesai membaca Dunia Sophie. Jadi jawaban yang bisa
kuberikan pada yang bertanya adalah bahwa aku adalah seorang alien yang akan
mengambil alih bumi.
Alien dalam
bahasa bumi selalu identik dengan sosok makhluk asing yang berasal dari luar
angkasa. Tapi apa seyogyanya luar angkasa itu? Bukankah bagi makhluk yang
barangkali ada di Mars, makhluk yang berada diluar planet mereka juga adalah
makhluk luar angkasa? Dan juga, manusia tentulah dianggap asing ketika awal
mula kemunculannya. Meski bagaimana terciptanya masih diperdebatkan hingga
detik ini.
Jika teori Darwin
itu benar, mengapa hanya monyet saja yang berevolusi menjadi makhluk secerdas
manusia? Mengapa tidak ada kuda yang bisa menulis, burung yang memasak, atau
paus yang membangun negaranya sendiri di bawah laut? Juga, apakah proses evolusi
berhenti pada bentuk badan yang berjalan dengan dua kaki, dua mata kiri dan
kanan, serta mulut yang tak berhenti makan? Tidak mungkinkah 1000 tahun lagi
semua manusia akan memiliki dua kepala? Misteri adalah dunia itu sendiri.
Sewaktu
belajar agama aku pernah mendengar bahwa sebelum turun ke bumi manusia hanyalah
jiwa yang terkumpul dalam lahul mahfuz.
Oleh Tuhan mereka ditanya, apakah mereka sanggup menjalani kehidupan di bumi.
Tapi Tuhan tidak menurunkannya dengan cuma-cuma. Katanya akan ada surga dan
neraka yang menanti mereka sepulangnya mampir minum di dunia. Dan mereka yang
kini berceceran di dunia adalah mereka yang menyanggupi sabda sang Gusti.
Lantas mereka dibuat lupa. Sehingga aku terus berkata bahwa aku tak pernah
minta untuk diciptakan. Benar-benar kufur nikmat! Ckckckck.
Aku adalah
alien. Sebab aku berasal dari lahul
mahfuz, yang kuyakini ada di luar angkasa. Dan aku mengambil alih bumi yang
damai. Aku menebang pohon di hutan, untuk kayunya kugunakan membuat rumah.
Rumah yang mewah yang bisa dihuni oleh sejuta milyar manusia. Aku mencemari
sungai dengan detergen yang kugunakan untuk mencuci baju. Baju paling indah
yang jika memakainya akan menjadikanku pusat perhatian. Aku melubangi lapisan
ozon dengan asap mobil. Mobil yang membawaku melintasi peradaban-peradaban. Akulah
alien yang mengambil alih bumi yang ranum.
Tapi
Hollywood tak pernah berlaku adil. Ia selalu menciptakan tokoh alien sebagai
bukan bagian dari kita. Alien selalu adalah makhluk bukan manusia yang ingin
menghancurkan peradaban manusia di bumi. Lantas mengambil alih untuk dijadikannya
lahan beranak pinak yang baru.
Sayang,
dalam film-film itu alien selalu kalah dari manusia. Seakan bumi hanya boleh
dikuasai manusia saja. Padahal tak seorangpun di bumi yang memiliki sertifikat
kepemilikan atas planet itu. Sedang datangnya manusia juga disertai
penghancuran rumah-rumah harimau, orang utan, panda, kancil, dan spesies lain
yang dulu pernah merasakan asoynya naik
bahtera Nuh.
Ada yang
bilang, apa yang kita pikirkan tentang orang lain adalah refleksi bagaimana
kita sebenarnya. Jadi jika Hollywood mengatakan bahwa kita harus menyelamatkan
bumi dari kehancuran, maka ia harus membunuh dirinya sendiri. Sebab entah sadar
atau tidak, kita sudah menghancurkan bumi jauh-jauh hari sebelum alien
menyerang.
Jadi, apakah
kamu juga alien?
bagimu adalah alien, bagiku adalah aku
ReplyDelete