Biasanya gadis itu tidak minum susu kecuali susu bendera botol rasa strawberi. Tapi pagi ini dia memilih susu milo dingin untuk menemaninya menunggu senja. Aku tidak bisa memastikan apakah segelas es susu ini bisa bertahan hingga 8 jam kedepan. Bahkan aku juga tidak berani bertaruh apakah dia betah menunggu selama itu. Seorang diri.
Sudah berjam-jam, gelas susu coklatnya belum tersentuh. Rupa susunya sudah memutih, karena es didalamnya melebur. Pasti rasanya campak. Beberapa kali dia melihat ke arah jalan raya, lalu beralih ke jam tangannya. Sudah semakin siang. Si gadis masih bertahan.
Hawa panas kota ini menjadi-jadi tiap menitnya. Tapi si gadis hanya diam. Mau bersedu sedan pada siapa? Segelas es susu tawar? Tak perlu. Menunggu waktu tidak seperti menunggu manusia. Senja pasti datang pada saatnya. Dia tahu, waktu tak pernah datang terlambat.
Surabaya, 10 Juni 2014 11:39
0 comments:
Post a Comment