Akhirnya, tibalah aku pada suatu keadaan yang memaksaku memaksimalkan kekuatan. Aku dan diriku. Berdua saja.
Saat ini kami tengah berspekulasi. Tentang malam-malam yang telah dihabiskan tawa, kala lalu. Tentang pagi yang selalu kami lewatkan untuk menikmati mimpi basah. Juga siang yang menjelma menjadi pagi. Hingga sore, yang kita suka menanti datangnya pada senja.
Kami berdua sepakat. Tidak ada yang bisa kami berikan untuk mereka (kami) yang akan datang. Barangkali mereka nantinya akan melakukan hal yang sama seperti masa lalu. Berefleksi menjadi kami. Kemudian merasa sedih karena hanya mengiba pada mereka-mereka yang lain.
Saat ini kami tengah berspekulasi. Tentang malam-malam yang telah dihabiskan tawa, kala lalu. Tentang pagi yang selalu kami lewatkan untuk menikmati mimpi basah. Juga siang yang menjelma menjadi pagi. Hingga sore, yang kita suka menanti datangnya pada senja.
Kami berdua sepakat. Tidak ada yang bisa kami berikan untuk mereka (kami) yang akan datang. Barangkali mereka nantinya akan melakukan hal yang sama seperti masa lalu. Berefleksi menjadi kami. Kemudian merasa sedih karena hanya mengiba pada mereka-mereka yang lain.
0 comments:
Post a Comment